Medan Laga Tak Semudah Bercerita

Betapa banyak diantara kita yang hanya bisa teriak-teriak dibangku penonton saat pertandingan tengah berlangsung. Dengan lantang dan tanpa fikir panjang langsung meneriakkan "akh, seharusnya jangan ditendang langsung, coba kalau dioper pasti akan masuk.... Akh, masa gitu aja gak masuk... Dan lain sebagainya." atau kita hanya bisa menampakkan ekspresi kekecewaan saat hasil akhir tidak sesuai yang diharapkan, hingga menyalahkan salah satu team.

Begitulah gambarannya. Bahwa kebanyakan dari kita hanya bisa mencerca para penggawa di medan laga.
Terlalu picik jika kita yang hanya sebagai penonton menjudge kesalahan para pemain,
Terlalu naif jika waktu kita hanya kita habiskan untuk mengkritik para pemain,
Terlalu idealis jika paradigma kita hanya dipenuhi dengan kesesuaian pribadi sendiri.

Perlu kita ketahui bahwa "MEDAN LAGA TAK SEMUDAH BERCERITA #AS". Kita bisa saja mengungkapkan berbagai teori, taktik atau gagasan. Tapi setelah berada di arena, semua itu hanya akan menjadi catatan-catatan kecil. Karena situasinya berbeda, medannya berbeda, latarnya berbeda dan kondisinya berbeda dengan apa yang ada dialam fikiran kita.

Betapa mudahnya lisan kita untuk langsung memvonis bahwa apa yang dilakukan salahsatu team tersebut salah, padahal kita hanya melihatnya di bangku penonton. Coba terjun langsung dan rasakan sendiri bagaimana situasi di medan laga. Karena sejatinya apa yang dilakukan para pemain bukan hanya berdasarkan teori, tapi juga praktek yang berdasarkan pengalaman dan instruksi sang pelatih.

So, Diam jauh lebih elegan daripada sibuk menghakimi tapi lupa bercermin. Karena belum tentu apa yang diasumsikan kita itu benar, belum tentu juga kita bisa lebih baik dari mereka. Karena apa ? karna KITA HANYA SEBAGAI PENONTON.

"Dari kejauhan kuncup bunga lili memang terlihat seperti bawang putih. Andai saja kau mau mendekat, kebenaran akan jelas"(Maulana Hakim Nizami Al-Ganjavi-Layla Majnun)