EFEK MARAH BAGI KESEHATAN

Efek Marah Bagi Kesehatan,- Marah adalah suatu kondisi jwa dimana seseorang tidak bisa mengendali emosinya, lalu meledak keluar. Mengenai perintah marah, terusat dalam sebuah hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.

Bahwasanya seseorang bertanya kepada Rasulullah saw “Wahai Rasulullah, nasehatilah aku !” Rasulullah saw kemudian bersabda : “Jangan marah” orang itu bertanya lagi dengan pertanyaan yang serupa, dan nabi pun menjawab sama, sampai tiga kali “jangan marah.. jangan marah.. jangan marah.” (HR. Bukhari)


Bagi kita, mungkin hal tersebut dianggap sepele. Namun, tahukah kita ?  bahwa ternyata rahasia dibalik larangan marah itu terkandung kebaikan bagi kesehatan kita. Dan efek bahaya meluapkan amarah, mengandung keburukan bagi kesehatan kita.  lalu, apa dampak negatif meluapkan rasa marah terhadap kesehatan ? Dan apa manfaat menahan amarah ?

Menurut sebuah penelitian, disebutkan bahwa kemarahan dan permusuhan dapat mendatangkan mapetaka pada kesehatan seseorang, baik dalam jangka pendek mapun jangka panjang. Emosional yang tidak terkendali dapat merusak hubungan, karier, dan kesejahteraan. Sejumlah bukti menunjukan bahwa ketika seseorang terlalu sering marah dan mengekspresikan kemarahannya secara tidak tepat, maka akan berdampak buruk bagi kesehatan mentalnya. Diantara dampak buruk itu ialah

1. Menjadi pasif
2. Sering berdiam diri
3. Atau sering menggelagak dengan kemarahan yang tersembunyi

Selain itu, jika hal tersebut terus berlanjut maka akan mempengaruhi kesehatan fisik. Diantaranya :

4. Sering merasakan sakit kepala
5. Sakit gigi dan gusi
6. Tekanan darah tinggi
7. Susah tidur
8. Masalah pencernaan
9. Bahkan lebih parahnya akan berakibat buruk bagi kesehatan jantung
10. Dan juga akan mengakibatkan stroke.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa kegelisahan, amarah, dan persaingan merupakan kondisi yang dapat membahayakan jantung. Kemarahan yang belum terselesaikan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebanyak lima kali. Sementara itu, ditambah dengan permusuhan yang membuat kita semakin rentan terhadap serangan jantung.

Menurut Dr. Robert Eliot, salah seorang ahli kadiologi ternama, mengatakan :  “ketika seseorang memendam perasaan yang pada akhirnya berubah menjadi permusuhan dan kemarahan, pada saat itu terjadi tekanan darah akan meningkat tajam sehingga risiko serangan jantung dan stroke akan lebih tinggi.

Hal ini diperkuat dengan penelitian tahun 2009 yang termuat dalam Journal of American College of Cardiology. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa pengaruh dari rasa marah membawa dampak negatif yang sangat besar bagi kesehatan jantung.

Para peneliti lain mengemukakan bahwa kemarahan dan permusuhan secara signifikan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada orang sehat. Para peneliti tersebut juga mengemukakan bahwa kemarahan dapat mempengaruhi kesehatan jantung baik pada pria maupun wanita, akan tetapi risiko terkait lebih tinggi pada laki-laki.

Para peneliti juga mengemukakan bahwa efek marah dapat berpengaruh terhadap kesehatan gusi. Dijelaskan bahwa ketika seseorang sedang marah terkadang merasa sedih. Sementara saat kesepian, perasaan itu mendorong seseorang untuk menghindar. Buruknya lagi, marah dan kesepian ini ternyata berpengaruh besar terhadap kesehatan gusi, khususnya bagi pria.

Berdasarkan survei terhadap lebih dari 42.500 ahli kesehetan profesional, hampir 60% dari sukarelawan adalah dokter gigi, 20% dokter hewan, dan sisanya adalah para apoteker, dokter mata, dokter asteopathic, dan ahli penyakit kaki.

Ketika studi yang dimasukan di dalam Journal of The America Dental Association ini dimulai, tak satu pun lelaki yang memiliki penyakit gusi. Akan tetapi dalam kurun waktu 4 tahun, sebanyak 1.100 dari mereka menyatakan setidaknya memiliki satu serangan penyakit gusi. Penyakit gusi sendiri merupakan sebuah infeksi yang menyerangan jaringan gigi. Kondisi  tersebut merupakan penyebab utama terjadinya penanggalan gigi pada orang dewasa.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa lelaki yang marah dalam setiap harinya, ternyata memiliki risiko penyakit gusi 43% lebih besar. lelaki yang mencetak skor marah tertinggi 72% lebih banyak terkena penyakit gusi dibandingkan dengan lelaki yang mencetak skor marah terendah.

Sementara, pria yang dilaporkan memiliki setidaknya satu deman dekat memiliki 30% terkena penyakit gusi ketimbang mereka yang memiliki teman yang lebih banyak. Sedangkan partisipan yang mengikuti acara keagamaan secara rutin, mampumemangkas risiko penyakit gusi tersebut sampai 27%.

Oleh sebab itu, peneliti Anwar T Mrchant DMD, Sc. D, dari Harvard School of Dentil Medicine menyimpulkan bahwa dengan memiliki dukungan sosial dan belajar untuk bisa mengekspresikan rasa marah, mampu menjadi langkah perlindungan gusi yang baik.

Itulah mengapa Rasulullah saw mewanti-wanti kita untuk jangan mudah marah. Sampai tiga kali beliau menyebutkan hal demikian.

A L L A H U   A'LAM   B I S H - S H O W A B

Terima kasih, semoga bermanfaat !

Baca juga : 
BAHAYA DENGKI BAGI KESEHATAN  |  BAHAYA RIBA BAGI KESEHATAN