Kehadiran Allah Pada Manusia

Tags

Kehadiran Allah Pada Manusia
Setelah membahas kehadiran Allah pada makhluk makrokosmos, kini kita akan membahas kehadiran Allah pada makhluk mikro kosmos atau manusia. Manusia adalah makhluk mikro kosmos atau salah  satu makhluk terkecil dari makhluk makro kosmos atau alam semesta beserta seluruh planet-planetnya.

Menurut Alexis Carrel seorang ilmuan dan dokter berkebangsaan Prancis, manusia adalah makhluk yang belum dikenal  atau Man The Unknown. karena dari sekian banyak definisi yang dikemukakan para ilmuan menyangkut manusia,  belum ada yang bisa mengenal lebih dalam mencejelaskan secara rinci apa itu manusia.

Ada yang berpendapat bahwa manusia adalah makhluk sosial, hewan berakal, makhluk yang bertanggung jawab, makhluk membaca, atau makhluk yang bisa tertawa, dan lain sebagainya. Dari semua definisi itu, yang paling musykil adalah bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai hati nurani dan pikiran.

1. Ruh
Kehadiran Allah Pada Manusia

Manusia jelas bukan jasad yang hanya berbentuk materi, dia juga bukan binatang yang sekadar makan, minum dan berhubungan lawan jenis. Namun di dalam diri manusia ada sesuatu yang lebih dari itu, sesuatu itulah yang menjadikannya makhluk unik, yang membuat para malaikat bersujud sebagai tanda penghormatan kepadanya. Apa itu ? itu adalah Ruh. Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Hijr:29

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.

Ruh adalah sesuatu yang bebas dari ikatan waktu dan tempat, yang aktif pada saat jaga dan tidurnya fisik, serta dapat menerima aneka gambar dalam mimpi serta khayalan dalam saat sadarnya walapun tanpa ia mengusahakan kehadirannya. Kita pasti pernah membayangkan kejadian di masa lalu, ataupun membayangkan kejadian dimasa mendatang. Bagaimana kita bisa membayangkan kejadian yang belum terjadi ? hakikatnya, karena ruh yang menuntunnya. Bagaimana semua itu bisa terjadi ? Tidak ada yang tahu. Karena para ilmuan sendiri, sangat sulit untuk menguraikan ruh.

2.  Otak
Kehadiran Allah Pada Manusia

Selain itu, manusia adalah makhluk berpikir. Kita pasti sering menunjuk ke kepala tatkala sedang berpikir serius, atau pandangan mengarah ke atas. Hal tersebut menunjukan bahwa di bagian atas tubuh kita, tersimpan karunia Allah yang sangat besar, otak. Yaa, kita pasti tahu dengan hal tersebut. Otak terbungkus di dalam tengkorak kepala dan terapung di dalam genangan cairan otak yang bernama secesborpinal yang berfungsi memberi perlindungan ekstra dengan menyerap getaran tatkala kita sedang bergerak, agar otak tetap stabil pada posisinya.

Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa bagian otak sebelah kanan memiliki fungsi berbeda dengan otak sebelah kita. Otak kanan lebih cendrung kepada hal-hal yang kreatif, imajinatif, dan intuitif. Sementara otak sebelah kiri lebih cendrung pada hal-hal logika, bahasa, logis, angka, dan analisis. Selain itu, belahan otak sebelah kiri mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan, begitu juga sebaliknya.

Sementara otak juga memiliki sel-sel saraf yang dinamakan neuron. Neuron inilah yang memindahkan sinyal-sinyal dari otak ke pusat saraf. Satu sel otak dapat berhubungan dengan 25 ribu sel otak lain. Sel-sel otak inilah yang terus aktif sepanjang waktu. Apa yang dilihat, di dengar, dan dirasa, semuanya masuk ke dalam saraf pusat. Seandainya otak manusia adalah pita kaset, maka jika ia hidup sampai usia 60 tahun,  maka ia membutuhkan ribuan juta meter agar dapat mencatat semua gambar, kalimat, makna, perasaan, dan apapun yang pernah di alaminya. Baik ketika sedang terjaga ataupun mimpi yang hadir.

Di dalam kepala kita, ada sekitar 50 milyar sel dengan berat total  hanya sekitar 420gr gram saja.  Ukuran neuron dalam otak kita bervariasi.  Antara 1-120 mikron atau sebanding dengan sehelai rambut yang di iris jutaan potong, neuron itulah yang kemudian membentuk jutaan saraf.

Di dalam  otak juga, terdapat area yang dinamakan dengan God Spot  atau titik Tuhan, area inilah yang merespons ajaran moral keagamaan, atau hal –hal yang menyangkut dengan keimanan,nilai spiritual, adab, sopan santun, dan hukum-hukum yang berlaku. Jika seseorang tidak memfungsikannya dengan baik, maka ia sama sekali tidak pantas di sebut sebagai makhluk berakal.

3. DNA
Kehadiran Allah Pada Manusia

Di dalam AL-Qur’an banyak sekali uraian tentang kejadian manusia, salah satunya adalah QS. Al-Insan ayat 2.

إِنَّا خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَٰهُ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.”
Sepintas ayat tersebut tidak sinkron dengan kaidah kebahasaan. Karena kata nuthfah berbentuk mufrod atau tunggal, sedangkan kata amsaj berbentuk jama’ atau banyak. Kata nuthfah dan kata amsaj jika di tinjau dalam literatur bahasa Arab, kedua kata tersebut masuk pada bab na’at man’ut yang dimana bab tersebut membahas membahas tentang sifat dan sesuatu yang disifatinya.

Jika  na’atnya atau yang disifatinya mufrod (tunggal), maka man’utnyapun atau yang menyifatinyapun harus mufrod (tunggal). jika na’atnya  jamak (banyak), maka man’utnyapun harus jamak (banyak). Dan jika na’atnya muannats (perempuan), maka man’utnya pun harus muannats (perempuan). Sebagai contoh “wanita yang cantik”. Penyematan kata “cantik”, sinkron jika disandingkan dengan seorang wanita. Karena tidak ada wanita yang tampan, ataupun lelaki yang cantik, kecuali lelaki jadi-jadian... hehe.

Nah lalu, bagaimana dengan kata nuthfah dan amsaj. Yang satu mufrod (tunggal) yang satu jamak (banyak) ? apakah firman tersebut menyalahi kaidah kebahasaan ? jelas tidak. Namun ayat di atas mengandung makna yang hendak ditekankan. Para pakar bahasa menyatakan “jika sifat dari suatu hal  yang berbentuk tunggal, mengambil bentuk jama pada sesutu yang disifatinya, maka hal itu mengisyaratkan bahwa sifat tersebut mencakup seluruh bagian-bagian kecil dari yang disifatinya.”

Ayat tersebut sangat selaras dengan ilmu kedokteran saat ini, bahwa ketika nuthfah memancar, jutaan sel telur terus menerobos masuk menuju ovum yang masing-masing memiliki 40 enam kromosom. Menurut ilmu kedoteran juga bahwasanya faktor pembawan sifat orang tua kepada anaknya, dikarnakan gen yang berada pada salah satu dari 40 kromos tersebut. Gen itulah yang menyampaikan berbagai informasi genetik, seperti, warna kulit, bentuk wajah dan lain sebagainya.

Gen tersebut sering disebut dengan nama DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. Sebuah molekul  DNA manusia menyimpan informasi yang demikian banyak dan rumit. Ia mengendalikan ribuan kejadian yang berlangsung di dalam sel tubuh dan dalam pemungsian sistem-sistemnya. Termasuk sifat fisik, seperti tinggi badan, warna kulit, rambut dan mata, bahkan tekanan darah.

Informasi yangtersimpan dalam  DNA seseorang bila  ditulis dalam halaman  buku, maka ia memerlukan sekitar seribu buku ensiklopedia. Karena hasil penelitian menunjukkan bahwa DNA mengandung sekitar 5 milyar potongan informasi yang berbeda. Jika satu potong informasi dibaca setiap detik tanpa henti, maka dibutuhkan seratus tahun sebelum proses pembacaan itu selesai. Jika satu potong informasi itu di jadikan buku-buku, lalu ditumpuk, maka tingginya akan mencapai 70 meter lebih. Jika ia ditulis di lembaran kertas-kertas, maka kertas itu akan membentang dari Kutub Utara sampai negara Ekuador.

Lalu pernah kita kita mentafakkuri dalam diri kita sendiri, bahwa sebelum diri kita lahir, ada banyak kejadian yang sangat dahsyat pada penciptaan kita. Lalu siapa yang dapat mengatur dan menyusunnya dengan sangat hebat tersebut selain Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maukah kita mengakui bahwa kita sendiri tidak bisa berbuat apa-apa atau mengendalikan kejadian pada diri kita sendiri ? maukah kita secara jujur dan dengan rendah hati mengakui kelemahan kita dan mengakui pula bahwa di balik hadirnya diri kita ke alam dunia ini, ada Dia yang menciptakan kejadian kecil namun sedemikian hebatnya ?

أَتَحْسَبُ أَنَّكَ جُرْمٌ صَغِيْرٌ، وَفِيْكَ انْطَوَى الْعَالَمُ الْأَكْبَرُ

(Hai manusia) apakah engkau mengira bahwa dirimu itu kecil, padahal di dalam dirimu terdapat alam yang sangat besar.”

Semoga kita bisa mentafakkurinya !


EmoticonEmoticon