Cara Mengendalikan Syahwat Perut,- Sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya selain akal dan hati, manusia juga diberi sesuatu yang sama dengan binatang; yaitu syahwat. Syahwat inilah yang jika seseorang tidak bisa mengendalikannya, maka ia sama halnya dengan binatang, bahkan lebih rendah. Karena binatang melakukan hal demikian hanya tanpa pertimbangan akal sehat, sementara manusia diberikan akal sehat untuk menimbang baik dan buruknya, manfaat atau tidaknya suatu perbuatan ataupun ucapan.
Kita pun tahu bahwa ada dua macam syahwat yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam lembah kenistaan, dan membahayakan bagi agamanya; yaitu syahwat perut dan kemaluan. Jika keduanya atau salah satunya begitu kuat menguasai hati seseorang, maka ia akan binasa. Hati dan pikirannya akan tertutup menuju jalan Allah, karena ia terus disibukkkan untuk memenuhi tuntutan syahwat tersebut.
Pada hakikatnya perut adalah sumber segala nafsu syahwat dan tempat timbulnya berbagai penyakit serta malapetaka. Sebab, kuatnya nafsu syahwat pada perut itu dapat mendorong nafsu-nafsu lain hingga menjadi lebih kuat lagi. Termasuk mendorong pula nafsu syahwat kemaluan yang kemudian di ikuti dengan nafsu kepada lawan jenis. Na’udzubillah.
Dalam hati tersebut, jika seseorang telah menuruti syahwat perut dan kemaluan, maka ia akan tergila-gila dengan banyak lawan jenis. Kemudian nafsu itu diikuti dengan munculnya keingin untuk mencari harta dan kedudukan. Sebab harta dan kedudukan dianggap sebagai perantara terbaik untuk bisa mendapatkan perempuan. Jika harta dan kedudukan telah didapat, maka ia akan menjadi sombong, dengki, iri hati, riya’, dan merendahkan orang lain.
Bagaimana Cara mengendalikan syahwat perut ?
Dalam hal ini, agar syahwat perut seseorang bisa dikendalikan sehingga tidak merembet dan menimbulkan kerusakan-kerusakan lainnya yang dapat merugikan diri sendiri, dan juga merusak agama. Cara agar nafsu syahwat pada perut dapat dikendalikan, yaitu dengan cara memperbanyak puasa, makan dengan tidak terlalu kenyang. Rasulullah saw dan generasi salaf lainnya pernah berpesan tentang hal ini :
Rasulullah saw bersabda : “Perangilah dirimu dengan lapar dan dahaga, karena sesungguhnya pahala dari demikian itu sama seperti berperang di jalan Allah dan sesungguhnya tidak ada sesuatu amal perbuatan yang paling disukai Allah kecuali lapar dan dahaga.”
Ibnu Abbas ra berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda : “Tidak akan memasuki kerajaan langit, orang yang perutnya penuh dengan makanan.”
Abu Said Al-Khudry menerangkan tentang sabda Rasulullah saw : “Berpakaianlah, makan dan minumlah setengah perut (tidak sampai kenyang) karena itu merupakan dari sifat kenabian.” Ucapan beliau menegaskan agar kita harus senantiasa meniru para Nabi, termasuk dalam hal makan dan minum.
Imam Hasan bin Ali juga menerangkan sabda Rasulullah saw : “Orang yang paling utama kedudukannya di hari kiamat adalah orang yang paling lapar dan berpikir tentang Allah. Dan yang paling dibenci disisi Allah pada hari kiamat adalah setiap orang yang banyak tidur, banyak makan, dan banyak minum.”
Rasulullah saw sempat berpesan : “Janganlah kamu matikan hatimu dengan banyak makan dan minum. Karena sesungguhnya hati itu ibarat tanaman, ia akan mati jika terlalu banyak air.”
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya setan berjalan pada tubuh manusia melalui aliran darah, maka sempitkanlah jalan itu dengan cara lapar dan dahaga.”
Rasulullah saw bersabda : “orang beriman itu makan dengan satu usus, sedangkan orang munafik makan dengan tujuh usus.” Hadits tersebut mengisyaratkan bahwasanya orang-orang munafik makan tujuh kali lipat dibandingkan dengan orang mu’min. Hal ini menunjukan bahwa orang munafik lebih mengikuti syahwatnya dibanding akalnya.
Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya orang-orang yang lapar di dunia adalah mereka yang nantinya akan kenyang di akhirat. Dan sesungguhnya orang-orang yang dibenci Allah adalah mereka yang banyak makan dan memenuhi perutnya. Ketahuilah, tidaklah seorang hamba meninggalkan suatu makanan yang diinginkannya, melainkan akan meningkatkan derajatnya di surga.”
Allahu a’lam
Semoga Allah memberi taufiq bagi kita untuk bisa mengendalikan nafsu syahwat kita__________
*Disarikan dari Kitab Ihya Ulumiddin juz III/XXI - Imam Abu Hamid Al-Ghazali
EmoticonEmoticon