5 Jenis Cinta Dalam Islam Menurut Imam Ibnu Qayyim,- Mahabbah atau cinta merupakan suatu pembahasan yang sangat menarik untuk di kaji. Ya, mengapa tidak. Karena pembahasan cinta adalah sesuatu yang tidak pernah membosankan untuk dibahas.
Bahkan yang mendengarnya pun, pasti senyum-senyum sendiri saat mendengar kata cinta. Termasuk yang sedang membaca artikel ini... hehe. Karena Imam Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah pernah berkata : “tidak mungkin seseorang bisa terlepas dari perasaan jatuh cinta, kecuali dia adalah orang yang kurang waras akalnya.”
Kenapa setiap orang tidak pernah terlepas dari perasaan jatuh cinta ? karena cinta dapat membawa seseorang kepada kabahagiaan yang hakiki, merasa gembira, dan senang. Namun sering kali banyak manusia yang hanyut dalam arus cinnta hingga mereka tenggelam dalam kesengsaraan dan penderitaan. Lalu, cinta yang bagaimana yang membuat kita selamat dari arus tersebut dan mengantarkan kita pada dermaga kebahagiaan ?
Imam Ibnu Qayyim Al-Jauzy menjelaskan dalam kitabnya Raudlatul Muhibbin wan Nauzhah Musytaqin (Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu) bahwa ada beberapa jenis cinta yang harus dibedakan agar tidak timbul persepsi yang salah dan tenggelam dalam kebinasaan.
1. Mahabbatullah (Cinta Kepada Allah)
Cinta kepada Allah adalah cinta yang sebenar-benarnya, cinta yang hakiki, dan merupakan kewajiban bagi kita untuk bisa mewujudkannya. Tetapi, hanya dengan mencintai Allah saja tidak cukup untuk menyelamatkan kita dari siksaNya. Karena orang-orang musyrik, para penyembah salib, umat Yahudi, dan yang lainnya juga mengaku mencintai Allah (namun dalam konteks yang berbeda.)
Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam Qs. Al-Maidah:18.
“orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata : ‘kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya.’ Katakanlah : ‘mengapa Allah menyiksa kalian karena dosa-dosa kalian ?’”
Dalam ayat tersebut sudah jelas bahwa cinta saja tidak cukup untuk membangun kedekatan kepada Allah, akan tetapi harus disertai dengan ibadah dan pengesaan terhadapNya.
2. Mahabbah Maa Yuhibbullah (Mencintai Apa Yang Dicintai Allah)
Jika kita ingin dicintai seseorang, tentunya kita juga harus mencintai sesuatu yang disukainya. Begitu juga jika ingin mendapatkan cinta Allah. Cinta jenis ini mengajak kita agar kita lebih dicintai Allah, karena dengan begitu Allah akan mencintai kita, dan dicintai oleh seluruh makhlukNya, baik yang berada di bumi ataupun di langit.
3. Al-Hubb Fillah Wa Lillah (Cinta Karena Allah dan di Jalan Allah)
Jenis cinta ini merupakan syarat dari kecintaan kepada apa yang dicintai oleh Allah (Mahabbah Maa Yuhibbullah) karena mencintai apa yang dicintai Allah tidak akan lurus kecuali jika ia mencinntai karena Allah dan di jalan Allah. Sebagaimana ilustrasi berikut :
Seorang muslim tentu mencintai Rasulullah saw, dan wajib untuk mencintainya. Akan tetapi, jika cinta ini tidak dilakukan di jalan Allah, yakni tidak sesuai dengan anjuran yang disyareatkan, atau tidak mengikuti perintah beliau saw, justru cinta ini akan menjadi malapetaka baginya. Karena ia sama hal dengan orang munafik, yakni orang-orang yang perbuatannya tidak sesuai dengan hatinya.
4. Al-Mahabbah Ma’allah (Cinta Yang Menduakan Allah)
Maksudnya, cinta jenis ini kita mencintai selain Allah dan disisi lain kita juga mencintai Allah dengan kadar yang sama. Cinta jenis ini adalah rasa cinta yang dapat membawanya pada keburukan dan kesengsaraan, apalagi jika dilakukan bukan karena Allah dan bukan dijalanNya. Karena ia telah menjadikan objek yang dicintainya sebagai tandingan Allah.
Sebagaimana yang tertuang dalam Qs. Al-Baqarah : 165 “dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandangin-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman, amat besar kecintaannya kepada Allah.”
5. Al-Mahabbah Ath-Thabi’iyyah (Cinta Manusiawi)
Untuk cinta jenis ini, berbeda dari jenis cinta sebelumnya. Kita diperbolehkan memilikinya. Cinta jenis ini memiliki kesesuaian dengan watak dan naluri kita untuk mencintai. Sebagaimana orang yang haus pasti akan mencintai air dan sangat mengharapkannya, dan juga orang yang lapar pasti akan mencintai makanan dan sangat mengharapkannya. Begitu juga dengan cinta jenis ini.
Akan tetapi cinta jenis ini memiliki batasan khusus. Kita diperbolehkan untuk mencintai hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan kita. Namun jangan sampai hal tersebut melalaikan kita dari mengucap syukur dan beribadah kepadaNya. Sebagaimana yang tercantum dalam Qs. Al-Munafiqun : 09 “Hai orang-orang beriman, janganlah harta dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Karena barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
Itulah jenis-jenis yang dijelaskan oleh Imam Ibnu Qayyim yang merupakan ulama ternama di zamannya, dan yang menjadi rujukan ulama-ulama lainnya, khususnya dalam mengkaji soal cinta.
Semoga Bermanfaat !
1 komentar so far
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
EmoticonEmoticon