Manfaat Dzikir Secara Medis

Manfaat Dzikir Secara MedisManfaat Dzikir Secara Medis,- Dzikir merupakan salah satu bentuk ibadah dengan cara menyebut nama Allah dan merenungkan kuasa, sifat, dan perbuatan, serta nik-nikmatNya. Dzikir bisa dilakukan dengan cara berdiri, duduk, maupun berbaring. Hal ini tertera dalam Qs. Al-Imron 191

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, semoga Engkau menjauhkan kami dari siksa neraka"'

Sementara di dalam Qs. Ar-Rad : 28 Allah swt menerangkan bahwa hanya dengan mengingat Allah (berdzikir) hati menjadi tentram. Sebagaimana yang kita ketahui, perasaan tidak tenang dan tidak nyaman memang sering mengganggu kita, baik yang bersifat internal seperti rasa takut akan sesuatu dan rasa putus asa akibat tidak mendapatkan sesuatu. Maupun yang bersifat eksternal, seperti kalah bersaing dengan orang lain dalam mencapai sesuatu dan tidak adanya jaminan akan keselamtan hidup atau tentang masa depan.

Tidak heran jika perasaan tidak tenang selalu menghantui diri kita yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi stress. Salah satu cara yang dapat kita lakukann untuk menghilangkan perasaan itu adalah hanya dengan berdzikir kepada Allah.  Sehingga dapat mentramkan dan menenangkan hati kita.

Mengapa dengan dzikir kepada Allah hati menjadi tentram ? sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya hati atau qalbu sifatnya adalah rabbaniyyah dan rahaniyyah. Salahsatu buktinnya adalah kita dapat merasakan gelisah, sengsara, resah, susah, dan sedih. Hati bisa tertutup, mati, berkarat, melemah, lalai, dan juga lupa. Hati juga bisa merasa nyaman, tentram, gembira, senang, dan bahagia. Ia juga bbisa terbuka, hidup, bersiah, menguat, ingat, dan terjaga.

Nah, salah satu faktor penyebab yang membuat hati menjadi tidak tentram dan tidak tenang adalah ghoflah  atau kelalaian dari mengingat Allah. Orang yang lalai dari mengingat Allah akan membuatnya lupa terhadap dirinya sendiri, gelisah, gundah atau pun sebagainya. Sehingga langkah hidupnya menjadi tidak karuan. Penuh dengan hawa nafsu dan amarah. Karena ia terus menjauh dari lingkaran cahaya dan mendekat pada lingkaran kegelapan.

Penjelasan tersebut mungkin terlalu normatif. Lalu bagimana dengan penjelesan ilmiahnya ? apa dampak positif  dzikir secara ilmiah ? Menurut penelitian medis, di dalam otak manusia terdapat suatu zat kimiawi yang secara otomatis keluar ketika seseorang berdzikir. Zat itu bernama endorfin yang berfungsi untuk menenangkan ootak, sebagaimana zat morfin yang mampu menenangkan otak. Bedanya, morfin berasal dari luar tubuh, sementara endorin berasal dari dalam tubuh.

Penjelasan ilmiah lainnya seperti yang terungkap di tnol.co.id bahwa seorang dokter spesialis saraf dari rumah sakit Satyanegara, Sunter, Arman Yurisaldi Saleh, mengungkapkan bahwa dzikir mampu menyehatkan saraf. Hal tersebut terbukti setelah beliau melakukan penelitian terhadap pasien-pasien yang tengah ia tangani. Ternyata, pasien yang suka berdzikir mengalami perbaikan lebih cepat dibandingkan pasien yang tidak suka berdzikir.

Misalnya beberapa pasien yang mengalami gangguan saraf, seperti pederita alzheimer dan stroke, akan membaik konndisinnya setelah membiasakan dzikir dengan mengucapkan kalimat, “laa ilaaha illalla” dan kalimat istghfar “astaghfirullah al-‘azhiim” . menurutnya, setelah ditinjau dari sudut ilmu kedokteran kontemporer, pengucapan dua kaliat dzikir tersebut dapat menghilangkan nyeri dan bisa menumbuhkan ketenangan serta kestabilan saraf bagi penderitanya. Sebab, dalam kedua dzikir tersebut terdapat huruf JAHR   yang dapat mengeluarkan karbon dioksida dari otak.

Sedangkan dalam kalimat “laa ilaaha illallah” terdapat huruf JAHR, yaitu huruf lam yang diulang enam kali. Dan pada lafadz istighfar terdapat huruf ghan dan ro dan dua huruf lam. Dengan demikian, ada banyak huruf Jahr yang dikeluarkan. Jadi semakin seseorang banyak berdzikir (terutama di jahrkan) semakin banyak karbon dioksida yang dikeluarkan.

Lantas, apakah semakin banyak karbon dioksida yang keluar akan berdampak buruk pada kesehatan kita ? Tidak. Karna karbon dioksida yang dikeluarkan oleh tubuh tidak mempengaruhi perubahan diameter pembuluh darah dalam otak. Karena jika proses pengeluaran zat ini kacau, maka karbon dioksida yang keluar juga kacau sehingga menyebabkan pembuluh darah di otak akan melebar.

Dari penelitian tersebut, sang dokter menyimpulkan bahwa dilihat dari tinjauan ilmu saraf, terdapat hubungan yang erat antara pelafalan huruf (makhorijul huruf) pada lafadz dzikir dengan aliran darah pernapasan keluar yang mengandung zat karbon dioksida. Kini sudah jelas mengapa berdizikir kepada Allah dapat membuat hati dan jiwa seseorang menjadi tentram.

Allahu A’lam Bish-Showab
Semoga Bermanfaat !


EmoticonEmoticon