Sanad Keguruan NU (Nahdlatul Ulama),- Sanad keguruan merupakan suatu hal yang mutlak di miliki oleh setiap murid. Karena jika seorang murid tidak memiliki sanad yang jelas maka kebarokahan ilmu yang di milikinya kurang sempurna, atau bahkan sama hal nya ia berguru kepada setan. Sebagaimana yang Nabi Muhammad saw sabdakan bahwa barangsiapa yang menuntut ilmu tanpa adanya bimbingan dari seorang guru, maka gurunya adalah setan.
Menurut sulthonul qulub Habib Munzir Al-Musawwa, sanad ibarat mata rantai yang saling berkaitan hingga satu ujung ke ujung yang lain, sampai kepada Nabi Muhammad saw. Jika salahsatu mata rantai itu tersakiti, maka rasa sakit itu akan sampai ke ujung yang terakhir, yakni Rasul saw. Dan berikut adalah sanad keguruan Nahdlatul Ulama yang sampai kepada Rasulullah saw.
KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri NU) Imam Abu Hasan Al Asy'ari (Aqidah Asy'ariyyah) Punya Sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW"
{Bagi kita sebagai warga Nahdliyyin, Aswaja/NU boleh untuk menyimpan atau men-share sanad mulia ini demi terwujudnya "Islam Rahmatan Lil Aalamiin"}
1. Sayyidul Wujud Insanul Kamil Nabi Muhammad Rasulullah SAW
2. Al Imam Sayyidina Ali bin Abi Thalib "Karramallaahu Wajhahu"
3. Muhammad (Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Ja’far)
4. Al Imam Wasil bin Atho’
5. Al Imam Amr bin Ubaid
6. Al Imam Ibrohim Annadhom
7. Al Imam Abu Huzail Al-Alaq
8. Al Imam Abu Hasi Adzuba’i
9. Al Imam Abu Ali Adzuba’i
10. Al Imam Abu Hasan al Asy'ari (Pendiri Faham “AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH” ASWAJA)
11. Al Imam Abu Abdillah Al Bahily
12. Al Imam Abu Bakar Al Baqilany, karangannya : Kitab At Tamhid, Al Insof, Al bayan, Al Imdad, dll.
13. Al Imam Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya : Kitab Lathoiful Isaroh, As Samil, Al Irsyad, Al Arba’in, Al kafiyah, dll
14. Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghozali.
15. Abdul Hamid Assyeikh Irsani. Karangannya: kitab Al Milal Wannihal, Musoro’atul Fulasifah, dll.
16. Muhammad bin Umar Fakhrur Raazi, Karangannya: Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib, Matholibul ‘Aliyah, Mabahisul Masyriqiyah, Al Mahsul Fi Ilmil Usul, dll
17. Abidin Al Izzy, karangannya: Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam.
18. Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya: Kitab Al Aqidatul Kubro dll.
19. Imam Al Bajury, karangannya: Kitab Jauhar Tauhuid, dll.
20. Imam Ad Dasuqy, karangannya: Kitab Ummul Barohin, dll.
21. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, karangannya: Kitab Sarah jurumiyah, Sarah Al Fiyah, dll.
22. Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya : Kitab Fathul ‘Arifin, dll.
23. Muhammad An Nawawi Banten, Karangannya :Syarah Safinatunnaja, Sarah Sulamutaufiq, dll.
24. Syech Mahfudz At-Termasi (mursyid Hadist Budhori matan ke-23), muridnya al :– Syech Arsyad Al-Banjari - Banjarmasin– Syaikhona Kholil - Bangkalan Madura–Abdul Shomad Al-Palembangi- Palembang
25. KH. Hasyim Asy’Ari (Pendiri NU)
banyak santri-santri yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh Syaikhona Kholil bangkalan diantaranya adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari (Tebu Ireng Jombang), KH. Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), KH. Bisri Syansuri (Denanyar Jombang), KH As’ad Syamsul Arifin (Sukorejo Situbondo), Kiai Cholil Harun (Rembang), Kiai Ahmad Shiddiq (Jember), Kiai Hasan (Genggong Probolinggo), Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo), Kiai Abi Sujak (Sumenep), Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan), Kiai Usymuni (Sumenep), Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri), Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta), Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang), Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan).
Dari sekian banyak santri Syaikhona Kholil Bangkalan, pada umumnya mereka menjadi pengasuh pondok pesantren dan menjadi tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahab Hasbullah. Bahkan Presiden pertama RI pun, Ir. Soekarno juga pernah menimba ilmu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan-Madura.
Selain berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai-kiai besar dan tokoh ternama, ternyata Syaikhona Kholil bangkalan merupakan salah satu kiai yang menjadi penentu berdirinya organisasi terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU).
Sebelum proses pendirian Nahdlatul Ulama, para kiai tidak sembarangan mendirikan sebuah organisasi, salahsatunya adalah Hadratusy syekh KH. Hasyim Asy-'ary, sebelum proses pendirian Nu, beliau melakukan shalat istikharah selama dua tahun lamanya.
Meskipun yang melaksanakan shalat istkharah adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim As’ari, namun petunjuk (isyarah) tersebut tidak jatuh ketangan KH Hasyim Asy’ari, melainkan isyarah tersebut jatuh kepada Syaikhuna Kholil Bangkalan.
Dalam isyarat itu, muncul sebuah tongkat dan tasbih yang akan beliau berikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin. Dan hal tersebut merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).
Para ulama pendiri NU jelas bukan sembarang ulama. Mereka adalah orang-orang khos yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa di zamannya. Diantaranya pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah.
Menurut sulthonul qulub Habib Munzir Al-Musawwa, sanad ibarat mata rantai yang saling berkaitan hingga satu ujung ke ujung yang lain, sampai kepada Nabi Muhammad saw. Jika salahsatu mata rantai itu tersakiti, maka rasa sakit itu akan sampai ke ujung yang terakhir, yakni Rasul saw. Dan berikut adalah sanad keguruan Nahdlatul Ulama yang sampai kepada Rasulullah saw.
KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri NU) Imam Abu Hasan Al Asy'ari (Aqidah Asy'ariyyah) Punya Sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW"
{Bagi kita sebagai warga Nahdliyyin, Aswaja/NU boleh untuk menyimpan atau men-share sanad mulia ini demi terwujudnya "Islam Rahmatan Lil Aalamiin"}
1. Sayyidul Wujud Insanul Kamil Nabi Muhammad Rasulullah SAW
2. Al Imam Sayyidina Ali bin Abi Thalib "Karramallaahu Wajhahu"
3. Muhammad (Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Ja’far)
4. Al Imam Wasil bin Atho’
5. Al Imam Amr bin Ubaid
6. Al Imam Ibrohim Annadhom
7. Al Imam Abu Huzail Al-Alaq
8. Al Imam Abu Hasi Adzuba’i
9. Al Imam Abu Ali Adzuba’i
10. Al Imam Abu Hasan al Asy'ari (Pendiri Faham “AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH” ASWAJA)
11. Al Imam Abu Abdillah Al Bahily
12. Al Imam Abu Bakar Al Baqilany, karangannya : Kitab At Tamhid, Al Insof, Al bayan, Al Imdad, dll.
13. Al Imam Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya : Kitab Lathoiful Isaroh, As Samil, Al Irsyad, Al Arba’in, Al kafiyah, dll
14. Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghozali.
15. Abdul Hamid Assyeikh Irsani. Karangannya: kitab Al Milal Wannihal, Musoro’atul Fulasifah, dll.
16. Muhammad bin Umar Fakhrur Raazi, Karangannya: Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib, Matholibul ‘Aliyah, Mabahisul Masyriqiyah, Al Mahsul Fi Ilmil Usul, dll
17. Abidin Al Izzy, karangannya: Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam.
18. Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya: Kitab Al Aqidatul Kubro dll.
19. Imam Al Bajury, karangannya: Kitab Jauhar Tauhuid, dll.
20. Imam Ad Dasuqy, karangannya: Kitab Ummul Barohin, dll.
21. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, karangannya: Kitab Sarah jurumiyah, Sarah Al Fiyah, dll.
22. Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya : Kitab Fathul ‘Arifin, dll.
23. Muhammad An Nawawi Banten, Karangannya :Syarah Safinatunnaja, Sarah Sulamutaufiq, dll.
24. Syech Mahfudz At-Termasi (mursyid Hadist Budhori matan ke-23), muridnya al :– Syech Arsyad Al-Banjari - Banjarmasin– Syaikhona Kholil - Bangkalan Madura–Abdul Shomad Al-Palembangi- Palembang
25. KH. Hasyim Asy’Ari (Pendiri NU)
banyak santri-santri yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh Syaikhona Kholil bangkalan diantaranya adalah Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari (Tebu Ireng Jombang), KH. Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), KH. Bisri Syansuri (Denanyar Jombang), KH As’ad Syamsul Arifin (Sukorejo Situbondo), Kiai Cholil Harun (Rembang), Kiai Ahmad Shiddiq (Jember), Kiai Hasan (Genggong Probolinggo), Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo), Kiai Abi Sujak (Sumenep), Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan), Kiai Usymuni (Sumenep), Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri), Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta), Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang), Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan).
Dari sekian banyak santri Syaikhona Kholil Bangkalan, pada umumnya mereka menjadi pengasuh pondok pesantren dan menjadi tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahab Hasbullah. Bahkan Presiden pertama RI pun, Ir. Soekarno juga pernah menimba ilmu kepada Syaikhona Kholil Bangkalan-Madura.
Selain berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai-kiai besar dan tokoh ternama, ternyata Syaikhona Kholil bangkalan merupakan salah satu kiai yang menjadi penentu berdirinya organisasi terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU).
Sebelum proses pendirian Nahdlatul Ulama, para kiai tidak sembarangan mendirikan sebuah organisasi, salahsatunya adalah Hadratusy syekh KH. Hasyim Asy-'ary, sebelum proses pendirian Nu, beliau melakukan shalat istikharah selama dua tahun lamanya.
Meskipun yang melaksanakan shalat istkharah adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim As’ari, namun petunjuk (isyarah) tersebut tidak jatuh ketangan KH Hasyim Asy’ari, melainkan isyarah tersebut jatuh kepada Syaikhuna Kholil Bangkalan.
Dalam isyarat itu, muncul sebuah tongkat dan tasbih yang akan beliau berikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin. Dan hal tersebut merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).
Para ulama pendiri NU jelas bukan sembarang ulama. Mereka adalah orang-orang khos yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa di zamannya. Diantaranya pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah.
Itulah sanad keguruan Nahdlatul Ulama. Semoga dengan kita mengetahui sanad tersebut, dapat membawa bermanfaat dunia dan akhirat , serta para guru-guru kita dapat memberi syafaat pada hari yang penuh dengan kegetiran.
aamiin aamiin Ya Rabbal Aalamiin...
Wallahu A'lamu bis Showab
EmoticonEmoticon