Kehadiran Allah Pada Bumi,- Bumi, siapa yang tak mengenalnya. Ia adalah planet terindah yang
ada dalam tatasurya kita. Didalamnya dipenuhi berbagai macam jenis makhluk hidup, termasuk kita sebagai manusia. Bentuknya mirip dengan bola bundar dengan
keliling sekitar 12.743 km. Luasnya sekitar 510 juta km. Sedangkan 75 % terdiri
dari lautan dan sisanya daratan. Inti bumi terdapat pada lapisannya yang paling
dalam, kelilingnya kira-kira mencapai 7 ribu km dengan suhu hampir mencapai
6.000o C.
Al-Qur’an
sendiri telah meriwayatkan bahwa matahari dan bulan beredar pada garis edar.
QS. Yasin : 40.
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ
سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Hal tersebut
mengisyaratkan bahwa matahari tidak akan dapat menyimpang dari garis edarnya,
tidak juga dapat mempercepat atau memperlambat lajunya sehingga dapat
mendahului bulan ataupun sebaliknya. Siapa yang dapat mengatur keharmonisan itu
jika bukan Dzat Yang Maha Pengatur lagi Maha Penyayang. Demikianlah kita dapat menemukan Allah pada
hal tersebut.
Qs. Yasin :
40 di atas, mengisyaratkan suatu fakta ilmiah yang baru ditemukan oleh para astronom
di awal abad ke-17 M. Matahari, bumi, bulan, dan seluruh planet serta
benda-benda langit lainnya bergerak di ruang angkasa dengan kecepan dan arah
tertentu. Disisi lain matahari dengan tatasuryanya berada dalam suatu nebula
besar yang kita kenal dengan Galaksi Bimasakti. Kecepatan edarnya bisa
mencapai 700 km/detik. Matahari juga tidak dapat mendahului bulan, karena kaduanya
beredar dalam suatu gerak linier yang tidak mungkin dapat bertemu. Sebagaimana siang yang tidak dapat mendahului
malam.
Sementara itu
mengenai peredaran bumi, menurut ilmuan Mesir Kontemporer, Zaqhlul An-Najjar
mengemukakan bahwa pada awal masa penciptaan langit dan bumi, kecepatan edar
bumi dalam porosnya sangat cepat,
sehingga jumlah hari dalam setahun melebihi 2.200 hari dengan panjang malam dan siang
kurang dari empat jam.
Semakin kesini,
pergerakan bumi semakin lambat. Pada masa Cambrian yaitu sekitar 600
milliun tahun yang lalu, setahun sama dengan 425 hari. Pada pertengahan priode Ordovician
(sekitar 450 tahun yang lalu) setahun
sama dengan 415 hari. Priode Triassic (200 Milliun tahun yang lalu) setahun sama dengan 385 hari. Semakin hari
peredaran semakin melambat hingga pada masa millenium (zaman sekarang) setahun
sama dengan 365 hari, 5 jam, 49 menit, dan 12 detik. Sehingga waktu antara siang dan malam sesuai
(kurang lebih 12 jam).
Tentunya
yang mengatur semua itu adalah Allah, Sang maha penguasa dengan kasih sayangnya
yang tanpa batas. Sehingga dengan waktu antara siang dan malam yang sesuai,
dapat memberi banyak menfaat bagi seluruh hamba-hambanya. Karena jika malam
yang terlalu panjang, akan mengakibatkan bumi membeku. Sedangkan jika siang
yang terlalu lama, akan mengakibatkan bumi gersang. Dari keharmonisan siang dan
malam itu, membuat tumbuhan tumbuh
subur, buah-buahan melimpah, air mengalir, dan keindahan-keindahan lainnya yang
dapat menenangkan jiwa.
Lalu, dapatkah
kita mentafakkuri kemaha kasih dan sayangnya Allah kepada kita ? Karena untuk
membuat kita betah dan nyaman tinggal dibumi ini, Allah telah mendesignnya dengan sangat baik oleh “tanganNya” yang maha hebat.
Allahu a’lam
EmoticonEmoticon